No Make Up Make Worries

No Make Up Make Worries

Tampil percaya diri di depan umum bisa jadi mengerikan kalau kita tidak mempersiapkan diri dengan baik. Tidak semua sih, ada orang - orang yang sudah pede dari sononya. Jadi tampil dalam keadaan apa pun tidak menjadi masalah bagi mereka. Namun ada sebagian orang yang merasa percaya diri bisa didapatkan jika sudah tampil dengan baik. Dimana penilaian orang lain diperhatikan. Beberapa profesi juga membutuhkan personalnya untuk tampil dengan kategori baik seperti resepsionis, teller bank, pramugari, artis dan masih banyak lagi. Termasuk juga guru. Adakah yang setuju dengan saya?
(leave your comment ya..thanks. remember to give the reason.)

Dulu waktu saat jadi murid hal yang pertama kali diperhatikan dari seorang guru adalah penampilannya. Kenapa? karena dia akan berdiri hampir 2 jam di depan kita untuk menyampaikan materi pelajaran yang belum tentu akan kita serap ilmunya.Tidak selalu kita sukai cara mengajarnya. Apalagi penampilannya mengganggu mata jelas saja membuat peserta didik merasa risih. Tanpa mengesampingkan peran penting guru dalam menyampaikan materi pelajaran tentunya. Saya teringat dengan guru saya yang bajunya hampir tidak pernah disetrika. Setiap mengajar saya fokus ke lipitan roknya kusut masai. Padahal mata pelajaran yang beliau ajar sangat saya sukai dan saya mendapatkan nilai bagus pada pelajaran ini. Tetap saja saya merasa miris dengan penampilan guru saya. Ada juga guru saya yang tampaknya fine - fine saja dengan kemeja putih yang warnanya amat pudar dan rasanya kurang tepat dipakai ke sekolah. Pikiran remaja saya rasa senewen.

Time Flies, sekian tahun berlalu akhirnya saya jadi guru. Dulu prinsip saya No Make Up No Worries, make up yang saya maksud disini bukan cuma perona wajah. Termasuk juga outfit yang lain seperti pakaian, sepatu, tas dan asesoris bagi yang suka. Dasarnya saya orang yang tidak bisa berdandan. Tampil rapi dan bersih saja bagi saya sudah cukup. Pakaian pun selain baju resmi atau seragam saya lebih suka padu padan satu dengan yang lain. Metode ini tentu membuat kita hemat dengan tidak terus - terusan membeli baju. Namun di dunia kerja kita dituntut untuk tampil sesuai standar yang berlaku di lingkungan kita. Kata pepatah dimana kaki berpijak disitu langit dijunjung. Ini bukan kewajiban pastinya tidak semua orang suka mengikuti peraturan terlebih tujuannya hanya untuk menyenangkan mata orang lain. Ketika berhadapan dengan siswa saya merasa hal ini sulit ditawar. Pernah suatu kali saya terburu - buru berangkat ke sekolah karena bangun kesiangan sedangkan ada jam pertama. Tepat setelah mengucapkan salam seorang murid maju ke depan lalu bertanya. Apakah ibu sakit? saya bilang tidak saya baik - baik saja. Kenapa? kata saya. Dia bilang wajah ibu terlihat pucat dan sepertinya perlu istirahat. Saya mengucapkan terima kasih atas perhatiannya. Mengabaikan tatapan khawatir mereka. Setelah jam mengajar habis saya buru - buru mencari kaca dan benar saja saya terlihat seperti pasien yang butuh bed rest. Penyebabnya saya tidak memakai bedak apa lagi lipstick dan teman - temannya. Dimana normalnya saya pakai meskipun tidak tebal. Salah seorang siswa juga pernah berkomentar kenapa saya memakai kebaya yang kedodoran di badan saya yang kurus? saya menjawab kalau baju ini dapat pinjam. Sebenarnya memang saya kurang nyaman memakai pakaian yang terlalu ketat. Di hari lain ada teman yang dikomentari lipstickya gara - gara warnanya terlalu merah hingga anak - anak mengira gurunya habis minum darah.

Apakah pendapat anak - anak itu salah? Dari kaca mata mereka seperti itulah yang mereka pahami. Kita sebagai orang tua yang seyogyanya menempatkan diri dengan baik agar tidak menimbulkan kesan yang kurang baik untuk siswa kita. Menggunakan make up untuk menunjang penampilan tidak ada salahnya asalkan tidak berlebihan. Yang penting menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. So guess what do u think about this topic?
Tulis di komen ya....see u

2 komentar untuk "No Make Up Make Worries"