Menulis buku bagi sebagian orang mungkin adalah hal yang mustahil. Banyak orang merasa tidak percaya diri dengan apa yang akan mereka tulis. Ada juga yang mengatakan ilmunya belum cukup untuk bisa dituliskan. Bahkan samapai pada pemikiran apa yang akan orang katakan tentang tulisan saya. Sebelumnya saya juga punya pikiran seperti itu. Hasilnya, saya berhenti menulis dan karya saya cuma menjadi penghuni lemari tua dirumah yang menunggu waktu untuk dibuang. Namun seiring waktu pemikiran toxic yang jelas menghambat kreatifitas tersebut saya kesampingkan.
Menulis bagi saya sama halnya dengan sharing tentang apa saja. Kalau kamu bisa ngobrol ngalur ngidul selama berjam - jam. Saya yakin. kamu bisa jadi penulis. Coba saja dulu. Kalau kamu adalah orang yang suka tantangan, kamu juga bisa menantang diri kamu untuk jadi penulis. Termasuk jika kamju ingin semua pengetahuan kamu semasa "hidup" terdokumentasikan dengan baik. Fix kamu harus menulis. Siapa tahu ada tulisan - tulisan itu bermanfaat bagi orang lain.
Saya menulis sejak usia belia, namun karya saya yang terbit pertama kali justru berbetuk antologi berjudul "Trilogi Penanda Sejarah : LOCKDOWN". Berikutnya ada antologi "Bunga Rampai Pembelajaran Berkarakter di era Pnademi" yang ditulis bersama Pegiat Literasi Nusantara. Dari judulnya saja kelihatan itu adalah tulisan - tulisan yang justru hadir disaat keadaan terjepit. Saat pandemi, dimana segala kegiatan terbatas dan kita terpaksa survive di New Normal. Keadaan terdesak yang menyebabkan otak serasa mau meledak jika tidak segera dicarikan pelampiasan. Dan pilihan saya adalah Menulis.
Sensasi menulis membuat saya merasa relax. Segala yang berkecamuk di kepala tertuang lewat kata - kata dengan panduan ilmu yang saya kuasai. Lalu bermodalkan ikut pelatihan menulis gratis via WAG (WhatsAppGroup) saya menulis sebuah buku berjudul " Menulis Buku Via WAG dalam 20 Hari". Buku ini berisi kumpulan materi dari blogger, trainer, penulis buku, dan motivator yang sukses dengan "Menulis". Berbagai kisah dan trik dari mereka saya tuliskan kembali dengan bahasa yang lebih sederhana sehingga nyaman dibaca dan mudah dimengerti oleh orang awam sekalipun.
Ketika ditanya bagaimana rasanya menulis buku? Menakjubkan .
#caramenulisbuku
#menulisitumudah
Keren matrrinya. Anda menyebarkan virus kecanduan menulis pada pembaca. Makasih ya
BalasHapusTerima kasih pak. Yuk lanjut menulis
BalasHapus