Pengenalan Computational Thinking
Computational Thinking adalah cara berpikir atau metode pemecahan masalah yang menggunakan beberapa teknik seperti dekomposisi, abstraksi, pengenalan polan dan algoritma. Computational thinking atau berpikir komputasional pada dasarnya adalah kemampuan dasar setiap orang yang bisa dilatih dan dikembangkan seiring berjalannya waktu. Secara tidak langsung kita sudah menerapkan berpikir komputasional dalam kehidupan sehari-hari seperti saat menanak nasi, membuat kopi ataupun mengendarai motor. Ataupun bagaimana anak-anak mengatur jadwal rutinitas sehari-hari agar tidak saling berbenturan dan semu bisa dilaksanakan sesuai yang diinginkan.
Kemampuan berpikir secara komputasional memungkinkan kita menyelesaikan suatu masalah. Anak-anak suka bermain dirumah bersama teman, adik atau saudara. Saking asiknya bermain semua mainan dibawa. Sebentar main boneka main robot sebentar kemudian mewarnai, lalu main hape terus guling-guling1 jam kemudian kira-kira apa yang terjadi?. Berantem, jawab @Kadek risky Darma haryana. Pasti kamu akrab ya sama saudara mu,timpal temannya. Bisa jadi rumah seperti kapal pecah. Kemudian orang tua kalian datang dan kalian diminta membereskan mainan tersebut. Dan mengembalikan semua barang ke tempatnya. Apa yang kalian pikirkan?. Kalian tentu akan mencari cara bagaimana menyelesaikan pekerjaan membereskan mainan tersebut dengan cepat. Bayangkan rumah kalian penuh dengan mainan berserakan, bercampur buku dan juga alat mewarnai, terus ada hape dan charger jg. Coba pikirkan bagaimana cara merapikannya?. Pertanyaan ini saya ajukan pada siswa saat memberikan kelas daring. Siswa pertama menjawab, Saya rapikan satu persatu dulu buk, yang mana yang lebih penting itu yang saya rapikan terlebih dahulu selanjutnya yang lainnya. Siswa kedua menjawab, yang paling penting itu buku supaya tidak kebingungan mencari buku saat diperlukan selanjutnya alat mewarnai terus hp dan charger dan setelah itu saya bereskan mainan. Siswa ketiga menjawab, pisahkan barang barang terlebih dahulu baru ditaruh ke tempat semula.
Dari Jawaban-jawaban tadi sudah mencerminkan cara berpikir komputasional. Berdasarkan kasus diatas ada berbagai jenis barang tentunya kita kelompokkan dulu (dekomposisi). Misalnya kita kumpulkan dulu buku, baru mainan, baru yang lain lagi. Sampai semua barang bisa kembali ke tempat semula. Dalam computational thinking memecah masalah itu dikenal dengan teknik dekomposisi. Nah setelah kita memecah masalah tadi, kita perlu memikirkan langkah-langkah yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dari semua ini mana yang lebih dulu dikerjakan perlu dipikirkan juga. Urutan langkah penyelesaian masalah ini disebut sebagai algoritma. Jadi secara umum proses pemikiran untuk pemecahan masalah mengarah pada solusi dengan menggunakan langkah komputasi inilah yang kita sebut dengan berpikir komputasional.
Komputer memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah namun sebelum bekerja komputer harus mengerti dengan instruksi yang diberikan. Dengan berpikir komputasional kita bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Mengapa kita perlu belajar tentang Computational Thinking?
Alasan belajar computational thinking
Berikut beberapa alasan kenapa computational thinking penting untuk dipelajari :
- Computational Thinking melatih kita untuk berpikir logis, kritis dan sistematis
- Mampu menyelesaikan masalah kompleks menjadi sederhana
- Mencari solusi dari sebuah permasalahan dengan efektif dan efisien
Karakteristik Computational Thinking
Untuk dapat berpikir komputasional kita perlu memahami karakteristik dari computational thinking tersebut yaitu :
- Computational thinking didasarkan pada pemahaman dalam suatu hal. Ketika suatu konsep dipahami dengan baik maka apapun bentuk kasusnya akan lebih mudah ditangani.
- Melakukan identifikasi, analisa dan memecahkan masalah dengan efektif dan efisine
- Menggunakan model atau simulasi untuk menampilkan informasi
- Dapat melakukan pencarian dan pengelompokkan dengan cepat dan akurat
- Dapat memecahkan masalah dengan komputer atau perangkat lain
Teknik - teknik Computational Thinking
Tahapan dalam berpikir secara komputasional (computational thinking) sebagai berikut :
1. Dekomposisi
Dekomposisi adalah metode pemecahan masalah dengan memecah masalah besar atau kompleks menjadi masalah yang lebih kecil. Dengan cara ini masalah dapat diselesaikan dari bagian-bagian kecil tadi sampai semua permasalahan terselesaikan.
Contoh :
Disebuah sekolah terjadi penumpukan sampah.
Masalah ini pada tahapan dekomposisi kita bisa mencari tahu tentang :
1) Apa penyebab penumpukan sampah?Truk pengangkut sampah tidak beroperasi
2) Mengapa jumlah sampah sangat banyak?bisa jadi karena pemilahan sampah tidak dilakukan. sehingga sampah organik yang sebenarnya dapat dimanfaatkan bertumpuk.
3) Bagaimana perilaku siswa saat membuang sampah? Sampah tidak dibuang ke tempat pembuangan akhir
Solusi pertama mungkin menghubungi truk pengangkut sampah agar segera mengangkit sampah. Kedua sekolah bisa menerapkan kegiatan pemilahan sampah untuk memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Sekolah juga harus menyiapkan tempat sampah yang berbeda agar memudahkan saat akan diolah. Sampah organik bisa diolah menjadi pupuk kompos. Sampah plastik bisa dijadikan barang daur ulang yang bisa dipergunakan kembali. Selain itu sampah plastik juga bisa dijual ke pengepul plastik. Ketiga sekolah bisa menertibkan pembuangan sampah bagi warga sekolah misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya. Dan setiap hari petugas piket wajib membawa tong sampah yang penuh ke tempat pembuangan sampah akhir di sekolah.
2. Pengenalan Pola
Pengenalan Pola atau dikenal juga dengan sebutan pattern recognition merupakan teknik mengidentifikasi sesuatu dengan memperhatikan pola atau karakteristik yang sama. Dengan mengenali pola yang sama diharapkan solusi permasalahan segera ditemukan.
Contoh : Disebuah sekolah terjadi penumpukan sampah.
Pada tahap pengenalan pola perlu diamati kebiasaan warga sekolah yang menyebabkan penumpukan sampah seperti kebiasaan membeli air minum kemasan. Solusinya untuk mengurangi sampah botol plastik warga sekolah bisa membawa botol air minum sendiri dari rumah alih-alih membawa yang kemasan platik.
3. Abstraksi
Pada tahapan abstraksi dilakukan generalisasi yang berhubungan dengan pola-pola yang ditemukan sebelumnya. Hal - hal yang relevan terkait dengan masalah harus diperhatikan. Berdasarkan kesamaan pola atau karaktersitik tersebut dimungkinkan untuk membuat model yang penyelesaian masalah yang sesuai.
Contoh : Disebuah sekolah terjadi penumpukan sampah.
Pada tahap abstraksi perlu dicari alternatif lain dari pemecahan masalah. Misalnya penggunaan botol air minum sendiri belum maksimal warga sekolah bisa memilih wadah air minum dengan kemasan ramah lingkungan atau lebih yang mudah di daur ulang sehingga bisa mengurangi sampah.
4. Algoritma
Algoritma adalah langkah-langkah sistematis dalam menyelesaikan suatu masalah.
Contoh : Disebuah sekolah terjadi penumpukan sampah.
Pada tahap algoritma dibuatkan langkah-langkah untuk untuk menciptakan kemasan air minum yang ramah lingkungan.
Saat menerapkan computational thinking hal pertama yang harus dilakukan yaitu memahami masalah yang sedang dihadapi. Setelah itu baru mengumulkan data terkait terkait permasalahan tersebut. Data yang sudah dikumpulkan akan difilter lagi dicari yang paling sesuai untuk dijadikan solusi masalah. Melatih computational thinking pada anak-anak dapat dilakukan dengan mempraktikkan hal-hal sederhana seperti merapikan mainan yang berantakan, membantu ibu saat memasak, menata halaman dan lain-lain.
Posting Komentar untuk "Computational Thinking"