Kisah Bunda Betti membangun dan mengelola sekolah insan kamil


Kisah Bunda Betti membangun dan mengelola sekolah insan kamil


Pertemuan ke-10 dari rangkaian belajar menulis gelombang 2 bersama Om jay malam ini narasumbernya adalah Ibu  Dra Betti Risnalenni MM pendiri KB - TK - SD Insan Kamil. Beliau jadi ibu inspiratif versi majalah Nova tahun 2015, Guru Teladan, dan Kepala Sekolah berprestasi. Dan pernah mendapatkan penghargaan anugerah winaya sebagai guru penggerak  indonesia Maju. Bapak Faiq Aminuddin dari MTs NU ITB Tedunan Wedung Demak bertindak sebagai moderator.
Awal mulai mendirikan sekolah, didahului Bu Betti dengan mendirikan kursus Aritmatika di tahun 1996. Kursus ini bukan belajar matematika tapi hanya menghitung tambah , kurang , kali dan bagi . Dimulai dari menggunakan sempoa dan lama lama sempoa itu hanya dalam bayangan saja. Sebenarnya program ini untuk mengoptimalkan fungsi otak kanan tapi dampaknya anak bisa menghitung dengan cepat walau tanpa alat lagi. Kursus ini didirikan dengan menginduk ke pusat kursus YAI namanya. Friendchise 10 jt pada tahun 1996. Enam bulan berdiri muridnya Cuma 3 orang. Tahun 1998 beliau membuat buku sendiri dan bisa menjualnya dengan harga 10 rb. Bukunya diproduksi sendiri tanpa penerbit. Cetak sendiri. Pemasarannya dengan mendatangi sekolah-sekolah dan mempresentasikannya. Dia membuat pelatihan gratis tapi bukunya harus beli. Dikalangan masyarakat, banyak orang ingin bergabung , lalu diberi pelatihan dan tetap bukunya harus beli. Dengan memberikan pelatihan gratis itu kan memancing mereka membeli buku buat siswa atau murid kursusnya. Buku itu dibuat dengan model untuk diisi oleh siswa jadi bukunya tidak bisa dipakai yang lain karena sudah terisi. Itu buat peserta didik. Kalau ada guru atau ortu yang belajar , bukunya sama. oh ya. Buku ini yang membawa Bu Betti menjadi guru teladan dan kepala sekolah berprestasi.
Pusat kursusnya mulai berkembang, di Bekasi saja ada 24 cabang. Motivasi memulai buka kursus itu sebenarnya pelarian karena sedang mencari-cari lapangan kerja sendiri karena beliau baru berhenti mengajar dari suatu yayasan pendidikan juga dengan alasan ada waktu untuk anak. Pada tahun 2003 salah satu cabang kursus Bu Betti ingin membuat TK dan meminta bantuannya. Singkat cerita buku dan permodalan serta persuratannya dibantu dengan akte miliknya, yaitu Yayasan Insan Kamil. Membuat suatu lembaga itu ternyata banyak tantangan dan perlu dicari solusinya. Perijinan itu diurus setelah ada murid, jadi tidak fiktif. Mulai dari ijin RT , RW, dan keatasnya. Sebelumnya kita minta petunjuk atau arahan dari UPTD kecamatan, berkas apa saja yang harus disiapkan. Saat baru berjalan 3 bulan teman yang diajak mendirikan TK mundur karena dia rasa membuat sekolah itu rugi. Akhirnya Bu Betti lanjutkan sendiri. Tempat pelaksanaan KBM awalnya di sebuah rumah kontrakan. Awal berdiri ada murid 33 orang. Pada tahun 2004 Bu Betti mulai mendirikan SD berkat permintaan orang tua murid yang anaknya ingin lanjut di Sekolah Insan Kamil. Tempatnya pindah tidak jauh dari rumah kontrakan itu. Sekitar 200 / 300 meter . Masih bisa terlihat dari lokasi sekolah baru ke sekolah lama. Rumah itu dibeli juga over kredit.
Pada awal mendirikan sekolah tidak pernah terpikir oleh beliau profit walau beriringan dengan berjalannya waktu bisa mendapatkan profit dalam berbagai bentuk. Menurutnya waktu itu , yang sekolah ditempat yang bagus itu hanya orang kaya itu biasa dan orang miskin hanya ditempat yang jelek itu biasa.  Dia berpikir kapan orang miskin dapat belajar ditempat bagus, itu kan yang luar biasa. Sebagai Guru ia bertekad untuk merelesiasikannya. Kalau sekarang mungkin harus pikir-pikir karena sekolah bagus itu banyak dan sekolah gratis pun banyak. Jadi banyak saingan.
Meskipun sempat mengalami kerugian Bu Betti, tetap melanjutkan pengelolaan TK karena dia punya buku dan bukunya masih dipakai beberapa kursus dan sekolah, hasil itulah yang digunakan untuk mensubsidi sekolah. Dulu untuk menggaji guru, diambil dari gaji suaminya yang PNS ini juga masih sering nombok. Seiring waktu ada bantuan dana BOS pada tahun 2009 saat itu pula keuangan sekolah sudah mulai terkendali.
Menurut Bu Betti sekolah yang kita bangun harus punya ciri atau ke khas-an. Misalnya, ditingkat TK ada target anak hafal ayat kursi, kalau di SD hafal juz 30. Ada juga  cinta budaya tradisional, dari permainan tradisional sampai tarian tradisional. Semua anak biasa melakukannya.
Tips dari Bu Betti kalau membangun tempat kursus itu saat promosi kita bisa membawa produk jadi. Contoh, di kursus Aritmatika membawa siswa yang mahir aritmatika karena kursus ditempat itu. Disekolah yang dibangunnya setiap tahun ada kegiatan mengundang sekolah lain untuk berkunjung dengan mengadakan aneka lomba. Sedangkan untuk membiayai sekolah yang baru dibentuk, bisa dengan membuat tempat kursus aritmatika contohnya, atau kursus baca. Pengajarnya dari guru sekolah tersebut. Nanti diatur hasilnya. Bu Betti sendiri sampai saat ini masihh aktif menulis buku, beliau sedang mengerjakan buku bacaan tentang kegiatan braingym.
Kesimpulan dari Bu Betti kita harus menikmati perjalanan hidup kita. Jika kebetulan seorang guru, maka jadilah guru yang hebat dan inovatif. Jika kita melakukan kegiatan atau pekerjaan, maka lakukanlah dengan cara yang terbaik. Dan kita jangan ragu untuk melakukan sesuatu kebaikan. Karena bila kita melakukan suatu kebaikan Allah pasti akan memberikan jalan untuk itu. Kunci sukses saat melakukan sesuatu adalah fokus dan tidak gampang jangan menyerah.


Posting Komentar untuk "Kisah Bunda Betti membangun dan mengelola sekolah insan kamil"