Cara menulis pengalaman menjadi buku
Rangkaian kegiatan
belajar menulis gelombang ke-2 bersama Jay telah memasuki pertemuan ke-12. Di pertemuan
kali ini nara sumbernya adalah Bapak Alpiyanto, founder dan Master Trainer
Samudera Hati, seorang pembelajar, praktisi pendidikan berbasis hati nurani,
penulis buku, terapis, dan dosen tamu pada Program S1 dan Pascasarjana,
Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fak. Kedoketaran dan Kesehatan di
salah satu Universitas Islam terbesar di Jakarta. Fokus Alpiyanto dalam dunia
pendidikan adalah pada aktivasi daya hati para guru dan orang tua dalam
membantu peserta didik yang “istimewa” dengan sentuhan kasih sayang dari
pancaran hati yang ikhlas untuk meraih mimpi-mimpi mereka menjadi anak-anak yang
bangga akan diri mereka dan memberi konstribusi pada dunianya. Konsultan,
Konseptor dan Trainer Sekolah Unggul Berbasis Hati Nurani.
Awal menulis Pak Alpin tulisannya hanya berupa catatan
kecil dibuku catatan. Akhirnya terinspirasi untuk menulis, dan ikut pelatihan
menulis selama 2 hari. Terinspirasi dengan trainer-nya,
yang mengatakan tulisannya kalau jadi buku bisa jadi best seller. Padahal tulisannya baru sekitar 5 baris. Sejak
itulah dia senang menulis. Dan menarik adalah, rahasia menulis. Yaitu, kalau
menulis, ya menulis, tidak boleh dibaca, dibaca ketika keesokan harinya. Karena
kalau dibaca, maka tidak akan pernah jadi. Setelah jadi, ditawarkan ke penerbit
2 kali ditolak. Suatu ketika diundang teman ke muara Enim, dengan Peserta 800,
dan diakhir acara ada yang bertanya, apakah ada bukunya, jika ada kami beli. Akhirnya
Pak Alpin memperbaiki lagi tulisannya. Dalam proses perbaikan, ada telpon dari
Banjarmasin, beliau diminta untuk mengisi seminar dengan 1200 Peserta. Akhirnya
dicetaklah 1000 buku dengan modal pinjaman dari teman dan keluarga. Saat seminar
berlangsung ternyata buku datang terlambat. Akhirnya disampaikan kepada
peserta, jika ingin bukunya, baru bisa besok. Ada 300 Peserta membeli buku
tersebut keesokan harinya, dan modal pun kembali.
Untuk menulis
buku Pak Alpin lebih memilih pada buku yang bersifat HOW TO, karena lebih mudah
menurut dan sangat dibutuhkan orang. Karena beliau sering diundang untuk
pelatihan skala besar dan langsung satu paket dengan buku. Disinilah penjualan
nya cepat. Sehingga Pak Alpin tidak tertarik lagi mengajukan ke penerbit, dan
uang nya cukup terasa. Jauh perbedaannya.
Tekad yang
kuat dan keberanian adalah kunci utama bagi Alpiyanto. Beliau menulis sendiri,
mendesain covernya, (kemudian diperbaiki oleh desainer), mencari penerbit untuk
hanya mencetak, kemudian menjualnya sendiri dalam pelatihan atau seminar. Ide didapatkan
dari pengalaman pribadi sebagai guru, mendengarkan keluhan teman-teman, dan menbagikan
kertas ke pada Peserta pelatihan tentang apa harapan mereka mengikuti pelatihan
ini, dan apa masalahnya. Kemudian dikumpulkan, masalah-masalah yang dihadapi
itu lalu dibuatkan daftar isi dan dituliskan. Kemudian disesuaikan dengan
konteks kekinian sehingga menjadi aktual.
Karena
buku-buku Alpiyanto lebih pada HOW TO, masalah aktual dan solusi, ketika mereka
menerapkan langkah-langkah nya dan berhasil, mereka cerita kepada teman-teman
nya. Akhirnya beliau diundang lagi. Meskipun hanya dari mulut ke mulut, tidak
memakai jasa marketing atau EO jadwalnya mengisi seminar tetap padat. Kadang 3
Minggu baru pulang, pindah-pindah terus setiap hari pelatihan nya.
Sebelumnya Alpiyanto
tidak pernah berpikir akan menjadi Trainer, karena sifatnya yang pendiam, kurang
gaul, pemalu, kurang PD, Lebih suka sendiri dan Gagap. Dengan buku, membuatnya
saya sering diundang orang, tapi niat saya berbagi, sehingga tidak ada beban. Keberaniannya
berbicara pada ratusan, hingga ribuan peserta pelatihan dimulai saat membaca sebuah buku yang berjudul Quantum
Learning, di sana ada cerita seorang orator dunia dari Inggris adalah seorang
yang gagap. Saat mengisi seminar beliau lebih suka berbagi pengalaman, bukan
memberikan training, dengan begitu tidak ada beban. mengalir begitu saja. Dan
mereka rata-rata puas, karena yang dibicarakan adalah pengalaman yang dialami. Karena sering
berbagi, sehingga, yang 6 hal diatas berangsur-angsur hilang. Di sekolah Islam
internasional al-Ahyar Johor Malaysia beliau diminta sebagai think tank di dan dijadwalkan
secara berkala.
Dari buku dan
pelatihan beliau diminta menjadi konsultan. Mulai dari Tangerang, Pandeglang, Bekasi, Kalimantan, Makassar,
Lampung, Palembang dan Belitang. Dan juga untuk 2 buah perguruan tinggi swasta
di Sumatra. Bahkan diminta mengajar di fakultas kedokteran dan kesehatan
masyarakat universitas Muhammadiyah Jakarta. Mengajar di program keperawatan S1
dan S2. Karena kesibukan beliau mengundurkan diri dari sekolah swasta tempatnya
mengajar dan memilih sebagai trainer.
Selain
Menulis, Alpiyanto juga membuka pelatihan menulis buku. Sarannya, menulislah
dari pengalaman. Karena menulis dari pengalaman lebih mudah dari tersenyum. Fokusnya
tentang HATI, maka hampir semua buku dan pelatihan lebih pendekatan hati.Hampir
setiap buku ada pelatihannya. Kalau pendidikan: Rahasia Mudah Mendidik Dengan
Hati. Kalau Parenting: Menjadi orang tua yang dirindukan anak-anak dan
keluarga. Kalau Kesehatan: Terapi dengan hati. Kalau untuk Perusahaan: Rahasia
Indahnya Bekerja Dengan Hati. Kalau untuk Marketing: Rahasia Indahnya Menjual
dan Mencari rezeki dengan hati.
Ketika
menulis buku non fiksi kita menggunakan banyak referensi agar buku tidak tersandung
plagiat, caranya adalah baca berulangkali dan ambil substansi nya kemudian
tuliskan dalam bahasa sendiri. Itu yang beliau ajarkan ketika memberikan
pelatihan menulis kepada Peserta. Untuk mengembangkan tulisan menjadi sebuah
buku pahami dulu apa saja indicator. Maka dari sanalah memulai Menulis. Tapi sebaiknya,
praktikkan dulu, sehingga menulisnya lancar. Tidak semua buku sifatnya
sistematis. Kecuali karya ilmiah atau tulisan tertentu. Meskipun bab 1 dan bab
2 tidak nyambung tidak apa-apa.
Kesimpulan
dari pemaparan beliau menulislah dari apa yang dialami, maka tulisan akan
mengalir dengan sendirinya. Jadikan buku itu dibuatkan pelatihan agar pemasaran
nya lebih mudah. Perbanyak testimoni dengan mempraktikkan, karena itu adalah
magnet yang akan menjadi nilai jual.
Resume yg lengkap sekali. Terima kasih
BalasHapusMuantep
BalasHapusAlhamdulillah saya bisa membaca resume kulwap yang lengkap dari Bu Hani
BalasHapusJangan lupa jalan jalan ke Blog saya ya
Dalam.Cinta Literasi
Hebat langsung laporan....lengkap...salam literasi bu hani
BalasHapus