Cara menjadi penulis
Di pertemuan ketiga ini
bertindak sebagai moderator Bapak Wijaya Kusuma, https://wijayalabs.wordpress.com/
dan Narasumbernya Bapak Dudung Nurullah
Koswara https://www.facebook.com/dudung.koswara.7
(Ketua PB PGRI)
Tidak harus menjadi
penulis yang baik. Awali dengan tulisan yang buruk, yang apa adanya. Menulis
bagai belajar naik sepeda. Makin lama akan makin lancar. Tulis aja apa pun asal
tidak hoaxs, buli dan SARA. Jika kesulitan mengawali kalimat awali dengan
pepatah orang, pendapat orang atau gosip terhangat. Sambung sambungkan aja.
Tulis saja dulu, nanti baca lagi, revisi. Tambah atau kurang atau ganti bila
ada ide dadakan saat sudah jalan menulis.
Cara mengelola waktu
sehingga bisa eksis menulis setiap hari adalah kita harus punya target setiap
hari harus ada tulisan. Sesudah atau sebelum subuh enak juga untuk menulis.
Atau saat di kereta api, di pesawat, atau saat momen menunggu. Tulisan bisa
dipublish di media apa saja, sesuaikan saja kenyamanan kita. Menulis juga bisa
terjadi karena terdesak. Yang akhirnya memunculkan suatu gagasan. Tulislah
judul yang menarik, bombastis, terbalik, penuh modus dan unik. Untuk memancing
ide paraggraf selanjutnya.
Untuk pemulis pemula,
tulislah dua paragraph yang ada dikepala saat mulai menulis. Saat itu juga. menulis
itu bukan masalah kemampuan melainkan
kemauan. Siapa yang paling mau dan terus mengayuh tulisan, ibarat naik sepeda,
jatuh bangun akan menjadi masa lalu. Akhirnya kita menjadi ahli dan tak jatuh
lagi. Kalau sudah ahli, ide akan datang sendiri. Saat shalat, saat di toilet,
saat dikamar bersama istri atau saat terjaga malam. Menulis itu kifarat dan
tasyakur literatif kita kepada Tuhan. Punya pikiran, rasa dan tangan, mereka
perlu rekreasi. Menulis adalah rekreasi bagi pikiran, rasa dan tangan. Mereka
perlu diajak kulineran ide. Penulis jadi akan mengutamakan menulis dibanding
malam jumatan. Penulis jejadian akan mengutamakan malam jumatan.
Kesimpulan, untuk
mengawali sebuah tulisan kita harus sgera mulai menulis apa yang ada di kepala
kita. Setelah selesai baru kit abaca, revisi lagi jika ada yang perlu
diperbaiki. Tidak ada yang instan, semakin sering menulis maka kempampuan kita
pun akan meningkat.
Pertemuan ketiga. Omjay koreksi
BalasHapusResume Belajar Menulis Gelombang 2 bersama OM Jay –Pertemuan 3
BalasHapusDi pertemuan ketiga ini bertindak sebagai moderator Bapak Wijaya Kusuma, https://wijayalabs.wordpress.com/ dan Narasumbernya Bapak Dudung Nurullah Koswara https://www.facebook.com/dudung.koswara.7 (Ketua PB PGRI)
Belajar menulis Tidak harus menjadi penulis yang baik. Awali dengan tulisan yang buruk, yang apa adanya.
Menulis bagai belajar naik sepeda. Makin lama akan makin lancar. Tulis aja apa pun asal tidak hoaxs, buli dan SARA.
Jika kesulitan mengawali kalimat awali dengan pepatah orang, pendapat orang atau gosip terhangat. Sambung sambungkan aja. Tulis saja dulu, nanti baca lagi, revisi. Tambah atau kurang atau ganti bila ada ide dadakan saat sudah jalan menulis.
Cara mengelola waktu sehingga bisa eksis menulis setiap hari adalah kita harus punya target setiap hari harus ada tulisan.
Sesudah atau sebelum subuh enak juga untuk menulis. Atau saat di kereta api, di pesawat, atau saat momen menunggu.
Tulisan bisa dipublish di media apa saja, sesuaikan saja kenyamanan kita. Menulis juga bisa terjadi karena terdesak. Yang akhirnya memunculkan suatu gagasan.
Tulislah judul yang menarik, bombastis, terbalik, penuh modus dan unik. Untuk memancing ide paragraf selanjutnya.
Untuk penulis pemula, tulislah dua paragraph yang ada dikepala saat mulai menulis. Saat itu juga.
Sebab menulis itu bukan masalah kemampuan melainkan kemauan. Siapa yang paling mau dan terus mengayuh tulisan, ibarat naik sepeda, jatuh bangun akan menjadi masa lalu.
Akhirnya kita menjadi ahli dan tak jatuh lagi. Kalau sudah ahli, ide akan datang sendiri.
Saat shalat, saat di toilet, saat dikamar bersama istri atau saat terjaga malam.
Menulis itu kifarat dan tasyakur literatif kita kepada Tuhan. Punya pikiran, rasa dan tangan, mereka perlu rekreasi.
Menulis adalah rekreasi bagi pikiran, rasa dan tangan. Mereka perlu diajak kulineran ide. Penulis jadi akan mengutamakan menulis dibanding malam jumatan. Penulis jejadian akan mengutamakan malam jumatan.
Kesimpulan, untuk mengawali sebuah tulisan kita harus sgera mulai menulis apa yang ada di kepala kita. Setelah selesai baru kita baca, revisi lagi jika ada yang perlu diperbaiki.
Tidak ada yang instan, semakin sering menulis maka kemampuan kita pun akan meningkat.
https://wijayalabs.wordpress.com/2020/01/28/belajar-menulis-bersama-pak-dudung-nurullah-koswara/
BalasHapusMantap
BalasHapus