Memasarkan buku ala Bunda Betti Risnalenni

Memasarkan buku ala Bunda Betti  Risnalenni

Di tulisan-tulisan sebelumnya (silahkan recent post saya) kalau anda mau membaca saya sudah sarikan berbagai materi tentang menulis buku. Dari mulai mengumpulkan ide, mencari inspirasi, membuat outline buku, menulis buku, sampai menerbitkan buku baik secara indie maupun di penerbit mayor. Setelah semua proses itu selesai dan buku sudah di tangan ternyata perjuangan belum selesai. Kita masih harus memasarkan buku tersebut. Bukan cuma mengejar balik modal tapi tujuan kita membuat buku tentunya tidak sekedar soal pulus. Kita ingin banyak orang membaca buku kita. Mengambil manfaat dari apa yang kita sampaikan. Tentunya hal itu bias kita capai jika buku yang kita terbitkan tersebar lebih banyak. Disanalah proses pemasaran menjadi penting.
Pada diskusi di grup belajar menulis bersama Om Jay kemarin malam, Bunda Betti Risnalenni bercerita tentang kisahnya menulis buku karena ingin buku itu terjangkau oleh banyak anak. Pada awalnya beliau membuat buku karena mengajar menggunakan buku itu. Buku pertama yang dibuat adalah buku aritmatika. Beliau menulis dari buku A, B dan C untuk TK. Untuk SD dimulai buku 1, 2, 3 sd 27. Jadi ada 10 tingkat per tingkat 3 buku. Bukunya juga sedang , tidak tebal tapi juga tidak tipis. Jadi harga bisa bersahabat. Untuk menjual buku ini, Bu Betti membuat pelatihan untuk guru. Pelatihannya bisa gratis bisa juga berbayar tergantung kebutuhan tapi bukunya tetap berbayar. Apabila gurunya sudah dilatih dan bisa maka si guru pun akan membimbing muridnya dengan menggunakan buku yang sama. Otomatis kan muridnya juga harus beli bukunya..Anak anak mengisi buku tersebut , sama seperti LKS. Jadi ditulis dibuku tersebut.  Dan pasti buku itu tidak terpakai 2 kali karena sudah diisi atau dicorat coret.
Buku yang ditulis Bu Betti adalah buku aritmatika, jarimatika dan aritmatika terapan. Buku ini ditulis karena pasarnya sudah terlihat. Sebagai guru kita bisa mengembangkan modul atau sejenis LKPD seperti LKS lalu dipasarkan. Menurut beliau ini justru sedang dicari penerbit. Karena pasarnya pun sudah jelas yaitu siswa. Poin pentingnya buatlah buku yang diperlukan siswa sehingga kita bisa memasukkan materi yang kita inginkan.
Banyak orang yang sudah menerbitkan buku kesulitan memasarkan bukunya. Kita bisa mengatasi hal itu dengan memperluas pertemanan. Buku Bu Betti tersebar di seluruh  Indonesia berkat pertemanan. Beliau bisa keliling Indonesia karena buku. Mulai memasarkan buku sendiri dari tahun 1998 menjadi langkah awal beliau berkeliling. Beliau juga berkesempatan melatih guru dengan buku yang beliau terbitkan dalam kegiatan bedah buku. Kegiatan bedah buku itu cara efektif untuk jualan. Orang akan tertarik karena kita kenalkan langsung bukunya. Kita kan sebagai penulis sudah tahu di halaman berapa tulisan yang kita bikin membuat orang terpukau.
Dari menulis buku selain mendapatkan keuntungan finansial menurut Bu betti kita juga bisa mendapatkan kepuasan lahir dan bathin. Ada kebahagiaan ketika buku kita dipakai berbagai tempat. Apalagi bila kita mampu untuk memasarkannya. Tebal dan tipisnya  buku tidak jadi masalah karena seorang penulis tahu dimana dia menaruh tulisan yang greget itu. Buku Bu Betti kan buku hitung hitung, jadi kalau promo buku itu selalu beliau libatkan peserta untuk menghitung. Diberikan soal yang menurut audien itu sulit tapi mudah dikerjakan. Jadi mereka tertarik. Dan ingin membeli buku tersebut.
Cara memasarkan buku yang paling sederhana adalah memasarkan kepada teman dan lingkungan kita. Maka saat menulis buku perhatikanlah factor bahwa buku yang akan ditulis adalah buku yang dibutuhkan banyak orang.

Posting Komentar untuk "Memasarkan buku ala Bunda Betti Risnalenni"