Cerpen Anak : Artis Car Free Day

Artis Car Free Day

    Setiap hari minggu di Kotaku ada Car Free Day, itu lho acara tutup jalan. Ada jalur sepanjang 3 KM  yang dijadikan lokasi Car Free Day, dimulai dari taman kota sampai perempatan Melati. Car free Day berlangsung dari jam 6 sampai jam 9 pagi. Pada saat jalan ditutup untuk kendaraan bermesin kita bisa bersepeda, main sepatu roda, skateboard atau mau jalan-jalan saja juga boleh. Ayah juga beberapa kali membawa aku dan adikku untuk menikmati suasana Car free Day. Seperti hari ini kami berjalan-jalan seputar taman sambil menyaksikan komunitas skateboard beraksi. Dibagian lain kulihat beberapa orang datang membawa hewan peliharaannya seperti kucing dan anjing. Kata Ayah mobil SUV yang parkir diujung jalan itu adalah mobil dari komunitas pecinta hewan yang sedang  memberikan layanan gratis. Aku tidak lagi menyimak cerita Ayah saat melihat teman-temanku naik sepeda di seberang jalan. Masing-masing mengayuh sepedanya sendiri. Ada tas kecil yang aku tebak berisi cemilan dan air. Pasti senang sekali jika bisa seperti mereka. Tapi apa daya aku belum bisa naik sepeda. Sepeda yang dibelikan Ayah sebagai hadiah ulang tahunku masih terparkir rapi dirumah.
    "Tu, sini," Ayah memanggilku. Aku mendekati Ayahku yang sedang ngobrol dengan seseorang.
  "Mau coba gak?," katanya sambil menunjuk sebuah sepeda yang sedang dinaiki anak laki-laki didepanku. 
    Namanya Made, anak Om Ketut teman Ayah. Dia baru kelas 1 SD katanya. Badannya jauh lebih kecil dariku tapi dia bisa mengendarai sepeda dengan lancar. Sedangkan aku yang sudah kelas tiga masih belum berani mengayuh sepeda. Ayah sudah ijin meminjam sepedanya sementara dia akan beristirahat dulu. Dengan ragu aku naik ke atas sepeda. Ayah sigap memegang stang dan bagian belakang sepeda untuk menstabilkan posisiku yang mulai mengayuh. Aku memandang kedepan mengayuh lagi. Kupegang stang dengan kuat kuarahkan mengikuti jalur sepeda. Aku terus mengayuh. Berusaha untuk tidak jatuh. Pelan-pelan kunaikkkan kecepatan. Kenapa rasanya ringan sekali. Ternyata Ayah sudah tidak disampingku. Dan brukkkk. Aku menabrak pembatas jalan. Beruntung tidak ada luka. Aku khawatir sepedanya yang lecet. Ayah dan Om Ketut berlari mengejarku. 
     "Kamu gak apa-apa?," Aku menggeleng. 
     "Masih mau coba?," Aku mengangguk.
     "Coba lagi Tu. Sudah bisa itu. Gak usah mikir sepedanya." Om Ketut menepuk pundakku memberi semangat. 
    Ini bukan pertama kalinya aku belajar naik sepeda. Sebelumnya aku sudah beberapa kali mencoba tapi belum berhasil. Terakhir saat aku dan sepedaku masuk got aku berhenti belajar naik sepeda. Keringat dingin mulai mengucur di pelipisku. Kali ini bukan takut jatuh. Aku malu orang-orang mulai memperhatikan. Ada yang teriak-teriak.
      "Ayo dek, semangat," sambil tepuk tangan.
      "Maju terussss,"
      Aku merasa seperti artis yang dipandangi semua orang. Ada yang hanya menonton saja sambil senyum-senyum. Dan disana bersama adikku, ada Made, Om Ketut dan juga teman-temanku yang tadi naik sepeda bersama. Mereka semua ikut memberi semangat.  Aku mulai mengayuh lagi sudah kepalang tanggung. Biar deh jadi tertawaan. Kali ini mesti berhasil naik sepedanya. Setelah jatuh bangun dan mencoba beberapa kali akhirnya aku bisa mengendarai sepeda dengan mulus. Aku sudah bisa naik dan turun dari sepeda tanpa dipegangi seperti diawal. 
      Diperjalanan pulang Ayah mengatakan bahwa aku sudah bisa naik sepeda. Hanya perlu sering-sering latihan supaya tahu cara bersepeda di jalan seperti teman-temanku. Ayah berjanji akan menemaniku nanti. Kata Ayah yang paling penting aku sudah berani melawan trauma dan ketakutanku.  
    


#30daysreadingastorywithyourkids
#onedayonestory

Posting Komentar untuk "Cerpen Anak : Artis Car Free Day"