Konsep Guru Merdeka Belajar
Dari sekian banyak pekerjaan Profesi guru dianggap memiliki level stress tinggi. Hal ini disebabkan oleh tantangan yang dialami guru sehari-hari seperti menghadapi ratusan murid dalam satu hari dengan berbagai karakter yang berbeda. Selain mengajar guru harus memberikan evaluasi atau penilaian agar dapat mengukur capaian materi yang sudah diajarkan. Guru juga harus berhadapan dengan orang tua siswa yang turut serta memberikan respon terhadap pembelajaran. Respon yang diberikan tentu tidak sama antara satu dengan yang lain. Perbedaan latar belakang dan pendidikan memicu perbedaan pemahaman tentang proses pembelajaran. Belum lagi menghadapi tuntutan manajemen pendidikan, isu sosial dan perkembangan teknologi. Bahkan sering kita jumpai guru yang masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Guru perlu mengatur dirinya agar dapat mengatasi kelelahan emosi dan mencapai taget yang sudah ditetapkan. Kelelahan emosional pada guru disebut sebagai gejala teacher burnout (TBO). Beberapa ciri burnout pada guru seperti merasa tertekan saat harus mengajar dengan jam padat tanpa jeda, bosan dengan keseharian yang dilaluinya, acuh terhadap siswa dan bahkan merasa tidak kompeten saat melakukan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Keadaan seperti ini jelas berdampak pada proses pembelajaran yang seharusnya menjadi menyenangkan bisa jadi membosankan.
Guru Merdeka Belajar adalah guru yang
senantiasa berefleksi untuk menyesuaikan
pemikiran untuk menyesuaikan pemikiran dan
perbuatannya terhadap perubahan dalam
upaya mencapai tujuan. Ciri guru yang merdeka belajar adalah memiliki komitmen, memiliki kemandirian dan melakukan refleksi.
Komitmen Pada Tujuan
Dengan memiliki komitmen kita dituntut untuk siap melakukan apa yang disepakati dan bertanggung jawab pada akibat yang ditimbulkan dari pelanggaran terhadap komitmen tersebut. Dalam konsep guru merdeka belajar komitmen dapat ditunjukkan dengan hal berikut ini :
1. Melakukan praktik yang membuatnya sadar utuh terhadap pembelajaran yang esensial
Memberikan pembelajaran yang esensial merupakan hal penting untuk dilakukan. Sehingga guru termotivasi untuk lebih menguasai materi yang diajarkan, memperbaiki cara mengajar di kelas dan menemukan cara-cara baru untuk membuat kelas terasa nyaman dan menyenangkan bagi siswa. Dengan sendirinya hal ini juga mendorong guru untuk meningkatkan kompetensi misalnya dengan mengikuti pelatihan atau seminar terkait bidang yang diampu.
2. Memahami dan memprioritaskan murid sebagai subjek dalam pembelajaran
Sebagai guru kadang kita salah menempatkan siswa sebagai objek dalam pembelajaran. Seperti perilaku siswa yang hanya mencatat saja apa yang diterangkan guru meski mungkin tidak paham betul dengan materi yang ditulis. Hal ini menyebabkan daya serap terhadap materi kurang. Sebagai subjek dalam pembelajaran siswa diberikan kesempatan untuk aktif bertanya dan menyampaikan pendapat. Dengan terlibat secara langsung diharapkan pengalaman yang didapatkan lebih melekat sehingga pembelajaran lebih bermakna.
3. Menetapkan tujuan dan target yang menantang tapi realistis dicapai dalam pembelajaran dan pengembangan diri
Sebagian orang akan bekerja lebih keras jika diberikan tantangan. Guru dapat melakukan perubahan dengan menantang diri sendiri untuk bisa mengembangkan pembelajaran di kelasnya. Sebelum itu pastikan ada tujuan dan target yang ingin dicapai. Guru bisa membuat OKR (Objective and Key Result) untuk memudahkan mengambil langkah-langkah perubahan. OKR adalah sebuah kerangka kerja yang menetapkan sebuah tujuan dan mengukur pencapaian tujua tersebut melalui sejumlah hasil utama yang disebut key result sebagai tolak ukur. OKR menjadi pembatat agar tindakan-tindakan yang akan dilakukan realistis dan berjalan sesuai target yang ditetapkan diawal. Konsep OKR sendiri sudah dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan sekelas intel, google, twitter dll.
Mandiri Pada Cara
1. Merancang pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan kesiapan siswa
Meskipun kurikulum sudah dirancang dan ada silabus yang digunakan sebagai dasar pemberian materi, dalam perkembangannya guru menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan berdasarkan kebutuhan dan kesiapan murid. Di awal guru bisa mencoba melakukan survei prasesi untuk mengetahui kesiapan siswa secara umum sebelum mendapatkan pelajaran. Contohnya : pada pelajaran komputer dengan materi program pengolah angka guru melakukan survei tentang kesiapan perangkat yang dimiliki siswa dan menggali pengetahuan awal sesuia topik yang dibahas.
2. Mencari cara yang efektif untuk mengatasi kesulitan yang ditemui pada pembelajaran murid
Dalam proses pembelajaran berbagai masalah bisa saja timbul terkait sarana dan prasarana yang kurang mendukung atau pun kompetensi siswa yang bervariasi. Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan kesulitan yang dihadapinya sehingga bisa dicarikan solusi yang tepat untuk mengatasinya.
3. Mengikuti kegiatan (berkomunitas, berbagi, pelatihan, coaching dll) untuk melakukan pengembangan diri
Melakukan pengembangan diri merupakan kewajiban bagi guru. Bukan sekedar untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat, tetapi juga untuk mengupgrade ilmu yang dimiliki dan mengembangkan pengetahuannya sesuai tuntukan zaman. Guru dapat aktif mengikuti berbagai pelatihan dan bergabung dengan komunitas yang fokus pada pengembangan diri berkelanjutan. Bergabung dengan komunitas akan membuka wawasan para guru pada hal-hal baru dan juga menambah relasi dari berbagai daerah.
Refleksi Berkala
1. Membuat catatan reflektif
Catata harian untuk
mengenal apa yang
sudah efektif dan apa
yang perlu diperbaiki dalam mengajar sudah mejadi rutinitas guru. Banyaknya jam mengajar dan jumlah siswa yang tidak sedikit menjadi penyebabnya. Dengan catatan ini guru bisa menegetahui permasalahan yang dihadapi siswa, prestasi apa yang sudah mereka capai dan memberikan gambaran seperti apa pelajaran selanjutnya akan dilaksanakan.
2. Meminta umpan balik dari rekan guru, kepala sekolah/madrasah untuk memperbaiki pembelajaran
Umpan balik adalah tanggapan yang diterima oleh pemberi materi atau pesan yang disampaikan oleh penerima. Umpan balik dapat dijadikan tolak ukur dalam prose pembelajaran apakah sudah sesuai harapan atau perlu dievaluasi kembali. Sebagai guru kita dpat meminta umpan balik dari rekan sesama guru, kepala sekolah dan juga siswa. Siswa yang kita ajar pasti memiliki kesan tersendiri terhadap perilaku kita saat mengajar. Jangan takut terhadap umpan balik yang diberikan, karena mungkin umpan balik tersebut justru membuat kita terpacu berbuat lebih baik.
3. Menindaklanjuti hasil refleksi dan umpan balik pada rencana pembelajaran pengembangan diri
Setelah melakukan refleksi dan mendapatkan umpan balik guru dapat menyusun rencana perbaikan sebagai tindaklanjut. Penyusunan rencana perbaikan ini dengan memperhatikan aspek-aspek yang mendapat perhatian khusus pada umpan balik. Lalu menetapkan langkah-langkah yang akan dilakukan selanjutnya.
Mengapa Menjadi Guru Merdeka Belajar
Ketika bicara peningkatan pendidikan guru sedikit sekali mendapatkan perhatian. Karena biasanya peningkatan lebih berfokus pada sarana dan prasarana. Selain proporsi peningkatan kompetensi guru kecil posentasenya, seringkali peningkatan yang dilakukan juga salah sasaran. Dalam mengembangkan pembelajaran guru berfokus pada bagaimana mengembangkan inovasi pembelajaran dan media pembelajaran. Padahal yang pertama kali dilihat siswa saat masuk kelas adalah gurunya. Ketika siswa melihat guru mereka bersemangat dan percaya diri dalam mengajar sudah pasti akan menularkan semangat positif pada siswa-siswanya. Jika guru mau mendengarkan umpan balik dari siswa tentu itu akan lebih baik. Hal ini menjadi dasar pentingnya guru harus mempraktikkan merdeka belajar.
Refferensi :
https://employers.glints.id/resources/definisi-dan-manfaat-okr-objective-and-key-results/
https://steemit.com/indonesia/@mukhtarilyas/siswa-sebagai-subjek-dalam-proses-belajar-mengajar
https://www.duniapgmi.com/2019/04/komitmen-pada-tujuan.html
https://gurubelajardanberbagi.kemdikbud.go.id/
#GuruMerdekaBelajar
#merdekabelajar
Posting Komentar untuk "Konsep Guru Merdeka Belajar"